A. Pendahuluan
Prasarana transportasi merupakan hal yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu diperlukan sarana dan
prasarana yang memadai salah satunya adalah jalan. Jalan yang memadai adalah
selain nyaman bagi pengguna juga lapisan
perkerasannya harus memenuhi syarat spesifikasi sehingga sesuai dengan umur
rencana. Lapisan perkerasan yang memenuhi
syarat adalah asphalt hot mix. Dewasa ini banyak jalan di Bali menggunakan
perkerasan lapisan asphalt hot mix, sehingga menyebabkan permintaan
terhadap asphalt hot mix semakin meningkat dan mempengaruhi pengiriman ke
lokasi proyek yaitu pada proyek tahun anggaran 2004 dengan jumlah ruas yang ditangani
sebanyak 55 ruas jalan tersebar di seluruh Bali dengan jumlah AMP sebanyak 10
perusahaan yang berlokasi dibali. Hal ini juga sangat berkaitan dengan alat-alat
berat sebagai fasilitas pengerjaan asphalt hot mix khususnya pada kegiatan proyek
yang banyak dan bersamaan. Sehingga diperlukan asphalt hot mix
yang memadai untuk itu diperlukan AMP (Asphalt Mixing Plant) dan alat-alat
berat yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan proyek tersebut.
Pembangunan dan pemeliharaan jalan di Bali
sebagian besar adalah proyek yang didanai oleh pemerintah sehingga semua
kegiatan proyek pelaksanaannya bersamaan pada tahun anggaran yang sama, dan
seringkali suatu proyek mengalami keterlambatan dalam pengerjaannya sehingga
tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Terjadinya keterlambatan tersebut
sering disebabkan oleh pendistribusian asphalt dan penugasan alat-alat
berat yang tidak sesuai karena keterbatasan alat, sehingga tidak lagi mampu
melayani proyek pada waktu yang bersamaan. Akibatnya
salah satu
proyek harus menunggu alat berat yang masih
dipergunakan pada proyek yang lain, dengan demikian diperlukan pengalokasian
peralatan dan pendistribusian asphalt hot mix ke berbagai proyek pada
saat pelaksanaan kegiatan bersamaan dengan metoda
penugasan (assignment) sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan dan total biaya peralatan untuk asphalt hot mix dapat
diminimumkan.
B. Metode
1.
Menentukan Lokasi Asphalt Mixing Plant (AMP)
Lokasi dan sumber alat berat akan
sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
kegiatan dilapangan sehingga antara ruas
jalan yang akan dikerjakan dengan lokasi
dan sumber alat berat harus diperhitungkan dengan cermat, adapun lokasi
dan sumber alat berat
yang ada di Bali terdiri
dari 10 sumber AMP.
2.
Biaya Sewa Alat Berat
Untuk perhitungan biaya sewa alat
berat pada pembahasan ini akan dibedakan sesuai dengan sumber alat berat atau masing-masing
perusahaan, dalam
hal ini dibedakan menjadi dua jenis
kriteria yaitu sistem sewa alat berat
berdasarkan tarif rupiah per jam dan tarif
rupiah per ton. Adapun jenis tarif sewa
adalah:
1. Biaya sewa alat
berat dengan tarif
Rp/Jam
2. Biaya sewa alat
berat dengan tarif Rp/Ton
3.
Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi
Alat Berat Mobilisasi dan demobilisasi adalah pengangkutan
alat berat yang akan digunakan dalam pengerjaan proyek pada ruas-ruas jalan
yang dikerjakan serta mengembalikan peralatan tersebut kembali ke lokasi AMP
dimana alat tersebut berasal, untuk mobilisasi pengangkutan dilaksanakan
sebelum proyek tersebut dikerjakan sedangkan demobilisasi pengangkutan
dilaksanakan setelah proyek tersebut selesai dikerjakan.
4.
Ruas jalan yang akan di kerjakan
Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini
adalah ruas-ruas jalan yang dikerjakan pada tahun anggaran 2004 dan tersebar di
seluruh Bali, adapun nama-ruas jalan yang ditangani adalah sebanyak 55 proyek.
5.
Perhitungan Biaya Sewa dan Mob/demob Alat Berat
Dalam menentukan biaya sewa dan mobilisasi/demobilisasi
alat berat yang akan digunakan dalam mengerjakan suatu proyek akan dihitung
dengan tarif dari masing-masing AMP selama pelaksanaan proyek baik dari
mobilisasi, pelaksanaan dan demobilisasi.
6.
Perhitungan Harga Material Perhitungan Biaya
Angkut Hot Mix dari Masing-masing AMP
Agar dapat mengalokasikan material ke lokasi
proyek yang akan dikerjakan haruslah diketahui berapa banyak kebutuhan material
yang diperlukan sampai proyek tersebut selesai dikerjakan. Dalam hal ini
material yang diperlukan adalah ATB (asphalt treatment base), AC (asphalt
concret) dan HRS (hot rollingseet), material diatas adalah bahan
untuk perkerasan jalan/pengaspalan sesuai keperluan dari masing-masing ruas
jalan atau lokasi proyek.
7.
Biaya angkut hot mix dari AMP ke lokasi
proyek
Harga hot mix sampai di lokasi proyek
diperhitungkan dengan ongkos angkut sesuai dengan kapasitas dan jarak lokasi proyek
dari masing-masing AMP, sehingga biaya total hot mix sampai di lokasi proyek
sudah dapat ditentukan.
8.
Menghitung Total Biaya Sewa Peralatan dan Biaya
Material
Untuk memudahkan dalam pengolahan data pada
program QSB+ maka semua biaya akan dijumlahkan yaitu antara biaya peralatan
dengan harga hot mix, sehingga semua biaya akan dapat ditentukan dari masing-masing
sumber AMP terhadap masing-masing ruas jalan atau proyek yang akan dikerjakan,
dengan cara menjumlahkan biaya pemakaian alat berat dengan biaya hot mix
seperti pada contoh perhitungan dibawah ini.
Analisa Data Dengan Program QSB+ Setelah semua
biaya antara biaya pemakaian alat berat dengan harga hot mix dari masing-masing
sumber AMP dapat ditentukan kemudian akan dilakukan analisa data berdasarkan
biaya tersebut diatas dengan menggunakan program QSB+, sehingga penugasan dari
masing-masing AMP terhadap proyek dapat ditentukan dari hasil program tersebut,
nantinya akan diperoleh total biaya minimum untuk semua kegiatan atau proyek yang
dilakukan pada tahun anggaran 2004.
C. Hasil dan Pembahasan
1.
Rekap Biaya Peralatan dan Material
Hasil rekap biaya antara sewa peralatan
dan biaya material adalah dengan
menjumlahkan kedua biaya tersebut dan
dari biaya ini akan diolah
dengan menggunakan program QSB+
untuk mendapatkan penugasan (Assignment) dari
masing-masing AMP terhadap
proyek yang akan dikerjakan,
adapun rekap biaya tersebut
dapat dilihat pada Tabel 3.
2.
Analisa Data Dengan Program QSB+
Model penugasan dengan program
QSB+ ini dengan memasukkan semua
data. Program hanya mampu menampilkan solusi akhir saja tanpa menunjukkan iterasi, dan juga jumlah angka yang dapat diproses hanya 5 digit angka. Jadi total
minimum untuk 55 proyek dan 10
sumber AMP diperoleh hasil
akhir analisa dengan program
QSB+.
Dengan persamaan minimum z, sehingga :
Min. Z = 1453X11 + 1424X12
+ .... + 0X6060
Dengan pembatas:
X11 + X12 + ..... +X16 = 1
X11 + X12 + .... + X16 = 1
. . . .
X601 + X602 + .... + X6060 = 1
Dari persamaan diatas maka hasil penugasan (Assignment) dari program QSB+ adalah
seperti pada Tabel 1 dengan
total biaya minimum sebesar 29.455
dalam jutaan rupiah dan jumlah iterasi sebanyak 41 kali iterasi.
D. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang masalah bahwa pada penelitian ini bertujuan untuk dapat mengalokasikan
alat berat dan asphalt hot mix dengan menggunakan model
penugasan (assignment) dari hasil program QSB+ untuk dapat
melaksanakan 55 ruas
jalan atau proyek yang akan ditangani pada tahun anggaran 2004 serta mendapatkan total biaya minimum dari masing-masing sumber
atau perusahaan. Sehingga
dari hasil analisa data dengan menggunakan program QSB+ maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Penugasan masing-masing
sumber AMP adalah
:
PT. Kresna Karya mendapat 6 penugasan
PT. Tunas Jaya Sanur mendapat 6 penugasan
PT. Adi Murti mendapat 6 penugasan
PT. Sinar Bali mendapat 6 penugasan
PT. Darma Buana Karya mendapat 6 penugasan
PT. AKAS mendapat 6 penugasan
PT. Makura mendapat 4 penugasan
PT. Dwi Arta Yuda Utama mendapat 6penugasan
PT. Harapan Jaya mendapat 3 penugasan
Biaya total minimum dengan model penu-gasan diperoleh sebesar:
Rp.29.456.132.296,00.
Sedangkan total biaya riil dilapangan diperoleh sebesar:
Rp. 32.347.308.872,00.
Jadi, didapat penghematanbiaya sebesar
Rp. 2.891.176.576,00.
Daftar Pustaka
Tarliah, D.T. dan Ahmad, D.
Operations Research, Sinar Baru
Algensindo.
Minarno,
M.W.W. Analisis Manajemen Kuantitatif dengan QSB+, Edisi kedua.
Rochmanhadi.
1992. Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Yayasan Badan Penerbit
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Rostiyanti,
S.F. 2002. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, Riena Cipta Jakarta.
Sukirman,
S. 1995. Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.
Taha,
H.A. 1996. Riset Operasi Suatu Pengantar, Edis iKelima Jilid I, Binarupa
Aksara, Jakarta.
Taylor
II, B.W. 2001. Sains Manajemen Pendekatan Matematika Untuk Bisnis, PT. Salemba
Emban Patria, Jakarta